Kalau Wisata Kreatif Jakarta sering mengadakan wisata religi dengan mengunjungi masjid Istiqlal, gereja Immanuel dan katedral Jakarta, juga wisata mengunjungi beberapa masjid terkenal di Jakarta, seperti masjid Lautze, masjid Ramlie Musofa – Sunter, masjid tua di Cilincing dan masjid di Priok.
Maka Ketapels dan Ladiesiana mengadakan wisata religi di Tangerang.
Sebelum wisata religi sempat nelakukan ngabuburit dengan .mendengarkan kreasi chef Ranu tentang menu Lebaran tanpa aantan, buka puasa di tepi sungai Cisadane, yang sudah rapi dengan rumput sintetis.
Destinasi pertama adalah mengunjungi masjid Jami Kalipasir, yang tampak depannya menghadap sungai Cisadane.
Masjid tertua di Tangerang dengan mencapai usia 445 tahun, masjid ini menjadi saksi sejarah syiar Islam di Tangerang.Masjid ini masih diperbolehkan untuk sholat, namun tidak lagi digunakan untuk sholat Jumat demi keamanan masjid dan pengunjung.Masjid ini memiliki warna coklat muda pada dinding bagian depan, dan warna putih untuk bagian dalam, dengan genting berwarna hijau.Terdapat sebuah menara yang cukup tinggi, yang menjadi maskot masjid tersebut.Keunikan masjid ini tidak memiliki pintu di bagian depan. Jadi pengunjung harus melalui beberapa makam tokoh Islam Tangerang untuk masuk ke dalam masjidSebenarnya masih banyak masjid di Tangerang, namun letaknya berjauhan sehingga sulit dilakukan secara walking tour.Destinasi berikutnya adalah mengunjungi klenteng Boen Tek Bio, yang terletak di dekat Cisadane juga.
Klenteng tertua di Tangerang ini terletak di tengah pecinan, yang merupakan asal muasal datangnya orang Tionghoa di kota ini yang kemudian terkenal dengan sebutan Cina Benteng.Adanya orang Tionghoa mengakibatkan banyak kuliner Tionghoa, yang diadaptasi menjadi kuliner khas Tangerang, seperti roti daging babi cincang, bakso lohua, bakmie, laksa, bakcang, lontong opor dan kecap.Klenteng yang sangat menyolok karena didominasi warna merah, banyak lampion bergantungan, dengan sepasang naga mengapit mutiara di bagian atapnya.Halaman depan berubin merah yang pada pintu masuk dikawal dua patung singa yang didatangkan dari Tiongkok. Pada bagian depan terdapat menara pembakaran kertas doa dan pedupaan hiolo utama berwarna kuning, tempat hio bagi Tuhan atau Dewa Langit. Sedangkan di belakangnya terdapat patung Dewi Kwan Im yang dikelilingi oleh dewa dewi pendukung.Diperkirakan klenteng ini dibangun pada tahun 1684, dan direnovasi besar-besaran pada tahun 1844.Salah satu acara tahunan yang diadakan oleh klenteng ini adalah lomba perahu naga di sungai Cisadane pada saat Peh Cun.Dan Gotong Toapekong saat merayakan ulangtahun klenteng. Patung Toapekong diarak dengan joli.Dua destinasi wisata yang sudah menjadi cagar budaya ini mudah dicapai, karena dekat dengan stasiun Tangerang, terletak di kawasan Pasar Lama Tangerang.Yuk berkunjung kesana, guna meningkatkan semangat toleransi kita.