Mimpi terbang menjelajahi pelosok dunia adalah mimpi setiap orang, termasuk saya. Salah satu impian saya adalah mengunjungi Vinci, sebuah desa di Tuscanya, Italia. Desa ini tempat lahir pelukis Leonardo da Vinci. Pelukis yang melukis lukisan Monalisa.
Unutk mewujudkan impian tersebut, saya mungkin bisa memilih terbang dengan Qatar Airways. Maskapai ini adalah salah satu pilihan terbaik. Tapi nanti dulu, buat saya belum tentu terbaik.
Walaupun pada tahun 2024 lalu Qatar Airways menerima penghargaan sebagai Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia di Skytrax 2024. Dan juga penghargaan lainnya seperti “Worlds Best Business Class” dan “Best Airline in the Middle East.”
Penghargaan tersebut membuat saya percaya dan siapa pun bakal percaya bahwa Qatar Airways merupakan salah satu yang terbaik di dunia penerbangan global. Sehingga banyak orang tak ragu menggunakan Qatar Airways dengan reputasi mengagumkan tersebut.
Dari laman Qatar Airways, saya mendapatkan informasi bahwa keistimewaan Qatar Airways ini mempunyai tujuan ke lebih 150 destinasi di seluruh dunia. Saya belum kaji lebih lanjut, apakah maskapai ini mempunyai tujuan ke bandara terdekat dari Desa Vinci. Mudah-mudahan ada.
Berbagai destinasi ke belahan dunia tersebut, Qatar Airways menggunakan armada pesawat dari Airbus dan Boeing. Layanan prima selalu disajikan kepada para penumpang dengan kenyamanan tiada tara.
Untuk tempat duduk para penumpang, Qatar Airways menyedikan ruang duduk yang nyaman dengan ruang kaki yang luas sehingga penumpang tidak merasa pegal di dalam perjalanan jauh antar benua.
Selama duduk di kursi, para penumpang dimanjakan dengan sarana hiburan selama perjalanan. Para penumpang tidak akan bosan dengan waktu penerbangan yang lama. Di setiap kursi penumpang disediakan televisi yang tersambung satelit, sehingga penumpang bisa memilih berbagai acara televisi.
Perut para penumpang pun akan diistimewakan layaknya raja. Berbagai jenis menu makanan dan minuman disajikan kepada para penumpang. Selain itu kualitas dan rasa makanan konon sangat lezat. Penumpang anak-anak pun disediakan makanan yang menarik minat anak-anak.
Baiklah, saya kira sudah cukup untuk menceritakan keistimewaan Qatar Airways ini. Anda bisa mengetahui keistimewaan lainnya di laman Qatar Airways tersebut yaitu https://www.qatarairways.com/. Dan bisa cari tau informasi lainnya melalui Google.
Mari sekarang berbicara tentang diri saya, saya ini adalah sosok penumpang urakan. Dengan segala kemewahan Qatar Airways tersebut, apakah saya layak mimpi untuk terbang bersama Qatar Airways ke tempat yang saya impikan? Hal ini membuat saya gelisah.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, ramah, rajin, tidak sombong dan gemar menabung, tentunya saya nggak mau malu-maluin Indonesia dengan naik Qatar Airways ini gara- gara saya urakan. Apa jadinya nanti Indonesia di mata dunia kalau nanti tercoreng oleh sepak terjang saya yang urakan.
Singkat kata, bagi Anda atau siapa pun yang bercita-cita terbang dengan Qatar Airways ini, harap perhatikan di bawah ini tingkah laku saya yarng urakan dengan maksud untuk tidak ditiru. Bahkan harus dihindari. Sebab tingkah laku ini menurut saya, akan membuat dunia penerbangan merasa tercekam dan tercoreng.
Jadi saya harus berpikir sedalam-dalamnya untuk mewujudkan mimpi saya berkunjung ke lokasi idaman menggunakan Qatar Airwasy karena tingkah laku saya yang urakan ini. Berikut ini daftar tingkah laku urakan saya.
1. Check in, waktunya mepet dan terlambat
Ini salah satu tingkah laku urakan yang paling norak. Di tiket pesawat, sudah tertera jam pesawat lepas landas (take-off), tapi datang ke bandara malah waktunya deket-deket dengan jadwal take off. Yang lebih parah lagi terlambat check-in. Ah, paling telat sedikit, pesawat masih mau nungguin (begitu pikir saya dalam diri).
Oke deh, jangan sampai ini terjadi yah. Qatar Airways terkenal tepat waktu, nah jika penumpang terlambat, tidak ada kata ampun untuk menunggu. Kamu pasti ditinggal. Jangan sampai deh terjadi kejadian ini.
Sebaiknya, check in online saja. Jadi saat tiba di bandara, tinggal cetak boarding saja.
2. Buru-Buru Masuk ke kabin
Pada saat tiba waktunya, pasti petugas akan mengumumkan agar para penumpang pesawat siap-siap untuk boarding pesawat. Biasanya ini dilakukan 30 hingga 45 menit sebelum lepas landas.
Para penumpang biasanya dipandu oleh petugas bandara untuk memasuki pesawat. Penumpang akan dibagi 2 barisan untuk pemeriksaan boarding pass, yaitu kelas bisnis dan kelas ekonomi.
Para penumpang juga akan dipandu masuk sesuai dengan urutan nomor tempat kursi duduk. Biasanya urutan pertama masuk adalah penumpang dengan nomer kursi di urutan belakang.
Pada kenyataannya, buat saya hal itu tidak berlaku. Selepas pemeriksaan boarding pass, saya melesat berjalan cepat mendahului penumpang lain, buru-buru masu ke kabin. Sungguh urakan bukan?
Saya akan menyelinap di antara penumpang yang sudah ada di depan. Ketika sudah mendapat kursi, baru barang bawaan dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan barang di atas kursi.
3. Lambat Mematikan Hp dan Cepat menyalakan HP
Aturan penerbangan secara ketat mengharuskan para penumpang untuk mematikan HP saat pesawat akan segera tinggal landas. Aturan ini berlaku untuk semua maskapai penerbangan, baik domestik maupun internasional.
Tapi saya, eits …tunggu dulu. Selama sebelum roda pesawat belum menggelinding, HP saya masih nyala. Mode pesawat belum diaktifin. Saya masih sibuk bermain HP padahal tidak ada sesuatu yang penting.
Seharusnya ketika ada pengumuman kalau HP itu harus dimatikan dan menyalakan mode pesawat. Maka saat itu juga harus dilakukan oleh para penumpang. Kalaua saya mah, nggak. Baru ketika ada pramurgari menghampiri dan meminta saya mematikan HP, baru saya turuti.
Dan ketika pesawat mau tinggal landas, HP sudah saya pegang. Ketika roda pesawat menyentuh landasan, HP pun saya nyalakan. Padahal belum ada pemberitahuan, boleh menyalakan HP.
4. Buru-Buru Keluar Pesawat
Sepertinya ini kelakuan yang paling urakan. Saat pesawat sudah berhenti, dan pramugari mengatur para penumpang yang hendak turun, saya suka melakukan gerakan-gerakan ingin buru-buru keluar.
Kadang saya menololong penumpang yang lebih tua, menurunkan koper kecil dan tas yang berat. Lalu saya permisi ke penumpang di depan, mau lewat karena membawakan bawaan penumpang tersebut.
Nah, itu lah kira-kira yang membuat saya berpikir panjang untuk bepergian dengan Qatar Airways. Pantas nggak yah?