REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lebaran bagi masyarakat Indonesia kini tidak hanya identik dengan mudik. Idul Fitri juga menjadi momentum untuk berwisata dan menikmati pengalaman kuliner, sebagaimana diungkap platform perjalanan Traveloka.
President Traveloka Caesar Indra mengatakan, data terbaru menunjukkan, 42 persen masyarakat Indonesia sudah merencanakan perjalanan selama libur Lebaran, baik domestik maupun internasional. Semua itu untuk menikmati momentum berkumpul bersama keluarga dan juga menikmati liburan yang menyenangkan.
Sementara itu, lanjut Caesar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/3/2025), sebanyak 45 persen wisatawan menjadikan eksplorasi kuliner sebagai prioritas selama libur Lebaran. Mulai dari menikmati kuliner khas favorit di kampung halaman hingga mencoba restoran populer dan jajanan kaki lima yang sedang tren.
“Saat ini masyarakat semakin cermat dalam merencanakan libur Lebaran mereka, salah satunya dengan menggabungkan tradisi dan liburan yang fleksibel sesuai preferensi mereka,” katanya.
Sementara itu destinasi favorit untuk liburan Lebaran dan wisata kuliner menurut dia jika liburan jarak dekat dengan kuliner yang menggugah selera yakni Yogyakarta, Bandung, dan Bali. Tempat-tempat tersebut tetap menjadi destinasi domestik teratas yang menawarkan kombinasi sempurna antara warisan kuliner yang kaya, eksplorasi budaya, dan pengalaman liburan yang menyenangkan.
Sedangkan untuk liburan jarak dekat ke destinasi internasional yang dinilai semakin populer, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand masih menjadi pilihan teratas.
Negara-negara tersebut, tambahnya, menawarkan perpaduan antara liburan singkat yang praktis dengan pengalaman kuliner yang autentik, menjadikannya destinasi ideal bagi wisatawan yang ingin memaksimalkan libur Lebaran mereka.
Slow travel
Selain itu, tren “Slow Travel” pascalebaran juga meningkat yang mana banyak keluarga dan kelompok wisatawan dalam jumlah kecil memperpanjang libur Lebaran mereka dengan menginap di hotel dan villa premium selama 3-4 hari.
Caesar menyatakan, popularitas slow travel semakin diminati, dengan wisatawan yang mengutamakan eksplorasi kuliner dan aktivitas berbasis alam dibandingkan jadwal perjalanan yang padat.
“Mereka lebih memilih menikmati waktu bersantap dengan santai, menjelajahi pemandangan alam yang indah, dan meresapi pengalaman budaya secara lebih mendalam,” katanya.
Menurut Caesar, Lebaran 2025 diprediksi menjadi salah satu periode liburan tersibuk di Indonesia, diperkirakan hampir 150 juta orang akan melakukan perjalanan untuk bersilaturahmi dan mencari pengalaman baru.
Seiring meningkatnya permintaan akan perjalanan yang lebih fleksibel dan fokus pada pengalaman, pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan perjalanan yang “seamless”, mulai dari rekomendasi yang dipersonalisasi, solusi yang relevan dan menyeluruh, hingga layanan pasca-pemesanan yang optimal.
“Dengan demikian diharapkan para wisatawan bisa menikmati libur Lebaran dengan cara yang paling bermakna, baik untuk menikmati tradisi bersama keluarga, bersantai, maupun menjelajahi pengalaman baru,” katanya.