Kisah Masa Kecil Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Mulyadi Berlatih dengan Bola Plastik

- Penulis Berita

Selasa, 25 Maret 2025 - 15:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TRIBUNJAMBI.COM – Tidak banyak yang tahu, kisah awal perjalanan karir Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Mulyadi ternyata terinsfirasi dari kesuksesan Syukur (65).

Dia adalah warga Lingkungan Kauman, Kecamatan Praya, Lombok Tengah.

Syukur menuturkan cerita masa lalunya saat bersama Emil Audero menggelar latihan sepak bola.

Ia mengenang masa kecil Emil Audero yang kerap dia ajak bermain bola dengan fasilitas seadanya.

Sosok Syukur ternyata bukan orang biasa. Syukur adalah seorang atlet berprestasi sepak bola NTB yang menepati posisi sebagai penjaga gawang. 

Syukur dan tim pernah menjuarai berbagai kompetisi sepak bola, salah satunya adalah pekan olahraga pelajar seluruh Indonesia  (POPSI) di Jakarta pada tahun 1980. 

Hal ini menjadi momen berkesan bagi Syukur karena mendali disematkan langsung oleh menteri Abdul Ghafur kala itu. 

Berkat prestasi dan bakatnya menjadi seorang penjaga gawang, Syukur pernah mengikuti kompetisi di berbagai daerah di Indonesia. Bukan hanya menjadi seorang atlet sepa kbola, ternyata syukur juga menjadi atlet andalan NTB pada cabang olahraga voli dan atletik. 

Bakat dan kemampuan Syukur tersebut, membuat anak yang lahir dari pasangan Edy Mulyadi dan Antonella Audero yaitu Emil Audero terpincut untuk mengikuti jejak Syukur dan berlatih menjadi seorang kiper kepada Syukur. 

Syukur kepada Tribun Lombok menceritakan, Emil Audero senang kepada dirinya karena Syukur sering sekali latihan Voli sambil melihat Emil Audero menjadi penjaga gawang menggunakan bola plastik. 

“Tiang gawangnya itu dia buat dari bambu. Itu jaman dulu itu. Dia itu suka latihan sepak bola di lapangan voli itu. Terus saya lihat kan, saya tendang bola itu kemudian dia tangkap bola,” jelas Syukur dilansir Tribun Jambi dari Tribun Lombok.

Baca Juga :  Argentina Gasak Brasil 4-1, Scaloni Balas Sesumbar Raphinha

Syukur menyebutkan, Emil Audero hanya menjadi seorang kiper tidak mau mencoba posisi yang lain ketika latihan sepak bola. Oleh karena itu, Syukur yang seorang atlet sepak bola NTB itu berpikir jika Emil Audero menjadi seorang kiper menggantikan dirinya. 

Dengan pengalaman Syukur yang menjadi atlet sepak bola berprestasi, memantik semangat Emil Audero untuk berlatih. Kini, Syukur tak menyangka Emil Audero kecil yang selalu ia latih kini menjadi pemain sepak bola dunia dan menjadi penjaga gawang timnas Indonesia. 

“Gak pernah nyangka dia itu. Tapi tingginya aja sampai 195 CM dia itu. Pernah saya minta sepatunya (pas pulang mudik lebaran) tau-tau ndak cukup karena ukurannya 45, ndak muat di kaki saya,” jelas Syukur. 

Ia bersyukur, anak didiknya yang ia latih kini banyak yang menjadi orang sukses. Banyak yang jadi polisi, tentara, sekolah kedinasan hingga menjadi pesepakbola profesional seperti Emil Audero. 

Syukur menerangkan, jika Emil Audero mudik lebaran ke Praya, biasanya berkunjung ke Lapangan Bundar Praya untuk memantau anak-anak yang sedang bermain sepak bola. Mereka selanjutnya mengerumuni Emil Audero, minta berfoto dan lain sebagainya. 

“Nanti saat lihat saya pasti salam dia nanti. Mungkin masih mengingat moment masa kecil bersama waktu itu,” beber Syukur. 

Syukur juga mengaku jika Emil Audero lumayan bisa menggunakan Bahasa Indonesia namun untuk Bahasa Sasak Emil Audero kurang lancar karena sudah lama meninggalkan kampung halaman. 

Syukur menyebutkan, dirinya juga memiliki pengalaman panjang menjadi seorang penjaga gawang sampai pernah bermain di provinsi di Indonesia. 

Salah satunya adalah pernah bermain sepakbola tahun 1985 dan berhasil mendapatkan penghargaan sebagai penjaga gawang terbaik. 

“Waktu itu (di Timor Timur). Waktu itu ia mengikuti kompetisi dengan klub-klub dari Indonesia Bagian Timur. Alhamdulillah berhasil menjadi juara 3,” jelas Syukur. 

Baca Juga :  Kluivert Masih Optimistis Indonesia Bisa Lolos Langsung Bersama Jepang ke Piala Dunia 2026

Syukur juga pernah menjadi perwakilan NTB dalam pekan olahraga pelajar seluruh Indonesia  (POPSI) di Jakarta pada tahun 1980. Tim Syukur dan kawan-kawan berhasil menjadi juara yang diserahkan langsung oleh menteri pemuda dan olahraga Abdul Ghafur.(*)

Sekarang Anda dapat menyimak update berita tribunjambi.com via Google News

Berita Terkait

Erick Thohir Bertemu Gerald Vanenburg Cari Talenta Muda untuk Skuad Timnas Masa Depan
Nilai Transfer Jay Idzes Melonjak Naik Sejak Debut bersama Timnas Indonesia
Penuh Rasa Bangga! Maarten Paes Ungkap Momen dan Makna Lagu Tanah Airku kepada Orang Belanda
Hasil Practice MotoGP Americas 2025 – Marc Marquez Melejit dan Pecundangi 2 Anak Buah Valentino Rossi, Francesco Bagnaia Menyedihkan
Thom Haye dan Joey Pelupessy Sepakat, Rizky Ridho Layak Berkarier di Eropa
Pro dan Kontra Cesc Fabregas ke AC Milan, Sukses seperti Arrigo Sacchi atau Ngenes bak Thiago Motta?
Thom Haye Cerita Momen Kirim Umpan Lambung ke Marselino Ferdinan Sebelum Gol Ole Romeny
Gelandang Timnas Indonesia Joey Pelupessy Masih Belum Bisa Lupakan Atmosfer SUGBK

Berita Terkait

Sabtu, 29 Maret 2025 - 10:08 WIB

Erick Thohir Bertemu Gerald Vanenburg Cari Talenta Muda untuk Skuad Timnas Masa Depan

Sabtu, 29 Maret 2025 - 10:08 WIB

Nilai Transfer Jay Idzes Melonjak Naik Sejak Debut bersama Timnas Indonesia

Sabtu, 29 Maret 2025 - 10:08 WIB

Penuh Rasa Bangga! Maarten Paes Ungkap Momen dan Makna Lagu Tanah Airku kepada Orang Belanda

Sabtu, 29 Maret 2025 - 06:33 WIB

Hasil Practice MotoGP Americas 2025 – Marc Marquez Melejit dan Pecundangi 2 Anak Buah Valentino Rossi, Francesco Bagnaia Menyedihkan

Sabtu, 29 Maret 2025 - 06:33 WIB

Thom Haye dan Joey Pelupessy Sepakat, Rizky Ridho Layak Berkarier di Eropa

Berita Terbaru

Berita

Video Of Father And Daughter In Kenya

Jumat, 11 Apr 2025 - 09:02 WIB

Mc Mirella E Dynho, Ini Latar Belakang Jadi Trending

Berita

Mc Mirella E Dynho, Ini Latar Belakang Jadi Trending

Jumat, 11 Apr 2025 - 09:02 WIB