Minggu Magis Ole Romeny: “Indonesia Telah Melampaui Semua Mimpi Saya”

- Penulis Berita

Jumat, 28 Maret 2025 - 18:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Article continues below

Article continues below

Article continues below

Oleh Wessel Antes

Setelah menjalani pekan yang benar-benar seperti mimpi, Ole Romeny kembali ke Inggris pada hari Kamis (27/3). Debut bersama tim nasional Indonesia, mencetak dua gol untuk neneknya, dan selebrasi dengan makna khusus.

Dalam wawancara eksklusif dengan Voetbalzone, penyerang Oxford United itu menceritakan kembali pengalaman spesial selama periode internasional ini.

GOAL Indonesia hadir di WhatsApp ChannelIkuti sekarangPerjalanan Luar Biasa

“Saya tidak boleh mengeluh,” ujar Romeny dengan ramah dan santai ketika ditanya kabarnya. Dua hari setelah mencetak gol kemenangan melawan Bahrain (1-0), semuanya mulai terasa nyata bagi sang penyerang. “Tiba-tiba semuanya jadi sangat tenang. Dari suasana gila dan ramai di Indonesia, sekarang saya hanya bersantai di sofa di Oxford.”

Kontrasnya memang sangat terasa. “Ini benar-benar gila. Saya tidak pernah membayangkan semuanya akan seheboh ini,” katanya. Dalam seminggu, Romeny telah menghabiskan lebih dari 40 jam di pesawat, tapi dia masih mau meluangkan waktu untuk berbincang.

“Akhir pekan ini, saya akan bertanding melawan Middlesbrough. Saya harus melakukan perjalanan enam jam pulang-pergi dengan bus. Jadi, saya langsung kembali bekerja!”

Mimpi Kecil Di Goffert

Kembali ke masa kecil, Romeny punya satu mimpi sederhana: “Bermain untuk NEC di Stadion Goffert.” Ia tumbuh besar bermain sepakbola di taman-taman di Nijmegen dan pindah ke Lent saat berusia lima tahun.

“Siapa idola saya? Saya selalu meniru ayah saya. Gaya menggiring bola dengan gerakan tipuan, menendang bola di belakang kaki, memutar badan—semuanya saya pelajari dari ayah saya.”

“Ayah saya adalah pemain futsal yang teknis, jadi dia mengajarkan semua gerakan melewati lawan. Ketika saya makin besar, saya terinspirasi oleh Neymar saat bermain di Santos. Saya menonton banyak videonya di YouTube. Itulah definisi sepakbola buat saya,” kenang Romeny.

Romeny lahir tahun 2000, jadi Piala Dunia 2010 adalah kenangan pertamanya tentang timnas Belanda. “Saat itu, saya benar-benar serius menonton semua pertandingan Belanda. Kekalahan di final melawan Spanyol itu sangat menyakitkan. Saya tidak akan pernah melupakannya.”

Baca Juga :  Bersiap Hadapi Bahrain, Timnas Indonesia Berlatih di GBK. 3 Pemain Absen

Sebagai anak kecil, Romeny sangat mengidolakan dua pemain timnas Belanda: “Wesley Sneijder, tentu saja. Saya menonton semua pertandingannya di 2010. Tapi saya juga suka melihat Eljero Elia bermain.”

Pada 2014, Romeny mengalami momen spesial saat dipanggil ke timnas Belanda U-15. “Itu pertama kalinya saya memakai jersey Oranje.”

“Saya saat itu cukup kecil, tapi langsung dapat nomor punggung 10. Saat itu saya bermain sebagai gelandang. Rasanya luar biasa bisa mengalahkan Belgia bersama para pemain terbaik di angkatan saya. Saya satu-satunya pemain dari NEC di antara para pemain dari Ajax, AZ, Feyenoord, dan PSV. Itu cukup spesial kalau dipikirkan sekarang.”

Romeny pernah bermain bersama banyak pemain hebat di timnas muda Belanda. “Ryan Gravenberch lebih muda, tapi sering dipromosikan ke angkatan saya. Saya juga pernah main bareng Jurriën Timber, Mohamed Ihattaren, Orkun Kökçü, Noa Lang, Mitchell Bakker, dan Sven Botman. Banyak nama besar. Siapa yang paling bagus? Ihattaren. Dia pemain yang luar biasa.”

Beralih Membela Indonesia

Pada November 2019, Romeny memainkan pertandingan terakhirnya untuk Belanda U-20 dalam laga persahabatan melawan Prancis (kalah 3-1). Di menit ke-68, Romeny digantikan oleh Noa Lang, tanpa menyadari itu akan jadi penampilan terakhirnya untuk Belanda.

Ketika Lang bermain untuk timnas Belanda melawan Spanyol pekan lalu, Romeny justru mengalami perjalanan berbeda dalam kariernya. Setelah bermain untuk Willem II, FC Emmen, dan FC Utrecht, Romeny menjadi rekrutan termahal Oxford United pada Januari 2025.

Tiga bulan kemudian, Romeny resmi menjadi pemain timnas Indonesia. Awalnya, ide itu muncul saat dia bercanda dengan Ryan Flamingo di Utrecht. “Ryan juga punya darah Indonesia, jadi kami sering membahasnya sambil bercanda. Dia sedang tampil bagus di PSV dan saya yakin dia akan masuk timnas Belanda.”

Baca Juga :  Timnas Iran Susul Jepang, Ini Daftar Tim yang Lolos ke Piala Dunia 2026

Apa yang dulu hanya lelucon kini jadi kenyataan bagi Romeny. “Sekitar setahun yang lalu, saya baru sadar kalau saya bisa membela sebuah negara jika kakek atau nenek saya lahir di sana. Lalu saya dihubungi secara resmi, dan semuanya jadi serius.”

“Nenek saya lahir di Medan, tumbuh besar di sana, lalu pindah ke Belanda. Beberapa anaknya lahir di Indonesia, tapi ibu saya tidak. Nenek sering memasak makanan Indonesia dan selalu bercerita dengan penuh cinta tentang negaranya. Saya tidak pernah melupakan cerita-cerita itu. Kalau nenek masih hidup, dia pasti akan sangat bangga,” kata Romeny.

Menginspirasi Generasi Muda

Sebelum bergabung dengan timnas, Romeny belum pernah ke Indonesia. Namun, pada November 2024, ia diundang oleh PSSI dan datang bersama sahabatnya. “Semuanya langsung terasa baik, jadi saya langsung merasa yakin.”

“Selama di sana, saya sempat mengunjungi kampung kecil dan bermain sepakbola dengan anak-anak di sana. Sekarang saya seorang pesepakbola profesional, jadi saya ingin menginspirasi anak-anak kecil. Sebagai pemain timnas Indonesia, mimpi itu menjadi kenyataan. Negara ini punya banyak potensi, dan saya ingin berkontribusi.”

Setelah kunjungan itu, Romeny memberi tahu Erick Thohir, Ketua PSSI, bahwa dia sudah mantap membela Indonesia. “Saya punya ekspektasi tinggi, tapi Indonesia telah melampaui semua mimpi saya.”

Selama proses naturalisasi Romeny, Patrick Kluivert ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia. Keduanya langsung memiliki hubungan yang baik. “Kami sudah beberapa kali telepon dan chat lewat WhatsApp sebelum pertandingan. Dia menjelaskan bagaimana dia melihat saya sebagai pemain dan apa peran saya di tim.”

“Patrick tahu bagaimana memperlakukan pemain. Dia paham kebebasan yang saya butuhkan sebagai penyerang. Saya sangat menghormati kariernya dan senang bisa bekerja dengannya.”

Baca Juga :  Ole Romeny Kaget Atmosfer Suporter Indonesia, Lebih Gila dari Liga Eropa?

Debut & Momen Spesial

Periode internasional kemarin dimulai Romeny dengan penerbangan panjang dari London ke Australia. “Beruntung, saya bersama rekan setim saya, Marselino Ferdinan, teman baik saya di Oxford United. Rasanya dia sudah seperti adik saya sendiri. Seorang anak laki-laki dari Jakarta, Marselino adalah bintang muda Indonesia. Bersama dengan bek Rizky Ridho, dia tahu bagaimana agar dirinya tetap menonjol dalam tim di antara pemain-pemain Eropa lainnya,” puji Romeny tentang Marselino.

Bersama Maarten Paes, Ragnar Oratmangoen, dan Calvin Verdonk, Romeny bertemu dengan beberapa wajah yang sudah tidak asing lagi. Di antara mereka, para pemain timnas Indonesia itu kebanyakan berbicara dalam bahasa Inggris.

“Itulah yang kami sepakati bersama. Sebagai orang Belanda, kami ingin menunjukkan rasa hormat. Untuk itu, saya juga ingin mengetahui lagu kebangsaan Indonesia dengan baik dan mempelajari bahasanya,” tuturnya.

Romeny menjalani debut di Sydney dengan nomor punggung 10, meski Indonesia kalah 5-1 dari Australia. Namun, Romeny mencetak satu gol dalam laga itu. “Rasanya senang, tapi hasilnya mengecewakan. Tapi fokus langsung beralih ke Bahrain.”

Lima hari kemudian, Romeny mencetak gol kemenangan ke gawang Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno yang penuh sesak. “Magis. Suasana di stadion itu luar biasa. Suaranya begitu keras, saya belum pernah merasakan kebisingan seperti itu. Semuanya seperti bergetar.”

Romeny merayakan golnya dengan selebrasi bermakna. “Saya ingin menyampaikan pesan positif. Tetap angkat kepala, bahkan di saat sulit. Jangan pernah menyerah.”

Kini Romeny punya 1,6 juta pengikut di Instagram, tapi masih mengelola akunnya sendiri. “Saya ingin tetap mengatur semuanya sendiri. Tapi saya bisa memakai platform ini untuk menginspirasi anak-anak Indonesia.”

Apa target tertinggi Romeny bersama Indonesia? “Mimpi saya adalah membawa Indonesia ke Piala Dunia. Kami bisa membuat banyak orang bahagia jika itu terwujud. Itu adalah tujuan yang bisa dicapai, semuanya mungkin.”

Berita Terkait

Erick Thohir Bertemu Gerald Vanenburg Cari Talenta Muda untuk Skuad Timnas Masa Depan
Nilai Transfer Jay Idzes Melonjak Naik Sejak Debut bersama Timnas Indonesia
Penuh Rasa Bangga! Maarten Paes Ungkap Momen dan Makna Lagu Tanah Airku kepada Orang Belanda
Hasil Practice MotoGP Americas 2025 – Marc Marquez Melejit dan Pecundangi 2 Anak Buah Valentino Rossi, Francesco Bagnaia Menyedihkan
Thom Haye dan Joey Pelupessy Sepakat, Rizky Ridho Layak Berkarier di Eropa
Pro dan Kontra Cesc Fabregas ke AC Milan, Sukses seperti Arrigo Sacchi atau Ngenes bak Thiago Motta?
Thom Haye Cerita Momen Kirim Umpan Lambung ke Marselino Ferdinan Sebelum Gol Ole Romeny
Gelandang Timnas Indonesia Joey Pelupessy Masih Belum Bisa Lupakan Atmosfer SUGBK

Berita Terkait

Sabtu, 29 Maret 2025 - 10:08 WIB

Erick Thohir Bertemu Gerald Vanenburg Cari Talenta Muda untuk Skuad Timnas Masa Depan

Sabtu, 29 Maret 2025 - 10:08 WIB

Nilai Transfer Jay Idzes Melonjak Naik Sejak Debut bersama Timnas Indonesia

Sabtu, 29 Maret 2025 - 10:08 WIB

Penuh Rasa Bangga! Maarten Paes Ungkap Momen dan Makna Lagu Tanah Airku kepada Orang Belanda

Sabtu, 29 Maret 2025 - 06:33 WIB

Hasil Practice MotoGP Americas 2025 – Marc Marquez Melejit dan Pecundangi 2 Anak Buah Valentino Rossi, Francesco Bagnaia Menyedihkan

Sabtu, 29 Maret 2025 - 06:33 WIB

Thom Haye dan Joey Pelupessy Sepakat, Rizky Ridho Layak Berkarier di Eropa

Berita Terbaru

Berita

Video Of Father And Daughter In Kenya

Jumat, 11 Apr 2025 - 09:02 WIB

Mc Mirella E Dynho, Ini Latar Belakang Jadi Trending

Berita

Mc Mirella E Dynho, Ini Latar Belakang Jadi Trending

Jumat, 11 Apr 2025 - 09:02 WIB