Cerita Mudik Antara Macet di Jalan atau Santai di Kereta

- Penulis Berita

Jumat, 28 Maret 2025 - 06:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mudik adalah tradisi pulang ke kampung halaman yang biasanya dilakukan menjelang hari raya, terutama Lebaran. Bagi banyak orang, mudik bukan sekadar perjalanan, tapi juga momen berharga untuk berkumpul dengan keluarga, melepas rindu, dan merayakan hari besar bersama orang tercinta. Tradisi ini identik dengan kemacetan panjang di jalan, stasiun, terminal, hingga bandara yang dipenuhi pemudik. Namun, meski penuh tantangan, mudik tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia.

Mudik kali ini rasanya beda banget dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kalau tahun lalu keluarga kami memilih naik mobil pribadi yang artinya harus siap mental buat terjebak macet berjam-jam di jalan tahun ini kami putuskan buat naik kereta. Biar lebih nyaman, nggak capek nyetir, dan tentu aja lebih santai menikmati perjalanan.

Untungnya, kami sudah pesan tiket jauh-jauh hari, jadi nggak perlu pusing kehabisan atau rebutan tiket mendekati Lebaran. Rasanya juga lebih tenang karena nggak harus mikirin bensin, tol, atau cari rest area yang penuh pemudik. Tinggal duduk, menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan, dan tahu-tahu udah sampai kampung halaman.

Nah, kalau kalian penasaran gimana serunya perjalanan mudik kami naik kereta tahun ini, ayok ikuti cerita saya, siapa tahu bisa jadi referensi buat kalian yang pengen mudik naik kereta dengan lebih nyaman dan bebas ribet. Jangan bosen baca sampai habis, ya.

Perjalanan Panjang Mudik Bareng Keluarga

dimulai dari rumah kami di Tangerang. Saya, bapak, ibu, dan kakak saya yang kedua berangkat sore hari menggunakan bis menuju Jakarta, tepatnya ke Stasiun Pasar Senen. Waktu itu masih menjelang buka puasa, jadi kami memutuskan untuk menunggu sambil bersiap sholat maghrib. Setelah itu, kami juga melanjutkan sholat isya dan tarawih di masjid terdekat sebelum kembali ke stasiun untuk menunggu keberangkatan kereta kami Kereta Mataram yang dijadwalkan berangkat pukul 21.00 WIB.

Baca Juga :  6 Objek Wisata di Padang untuk Liburan Bersama Keluarga

Saat kembali ke stasiun, suasana sudah semakin ramai. Gelombang pemudik terlihat memenuhi setiap sudut, membawa koper, kardus, dan berbagai bawaan lainnya. Kami pun ikut merasakan antrean yang cukup panjang. Faktanya, di hari biasa jumlah penumpang di Stasiun Pasar Senen hanya sekitar 7.000 orang per hari, tapi saat musim mudik seperti ini, jumlahnya bisa melonjak hingga 13.500 penumpang per hari! Bisa dibayangkan betapa padatnya suasana di sana. Karena tempat duduk sudah penuh, kami akhirnya duduk di lantai bersama banyak pemudik lainnya, menunggu giliran untuk naik ke kereta.

Begitu masuk ke dalam kereta, suasana yang sesak sudah bisa ditebak. Kami duduk berdekatan dengan banyak pemudik lain, tapi setidaknya di dalam kereta, kami terbebas dari macet, dari stress menunggu antrean kendaraan di jalan, dan tentu saja nggak perlu ribet mikirin bensin atau bayar tol.

Kereta Mataram ini akan membawa kami dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Gombong, perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 5 jam. Bapak, ibu, dan kakak saya memilih tidur lebih awal, sementara saya malah sibuk mengerjakan tugas kuliah yang belum kelar-kelar juga. Rasanya absurd, di tengah perjalanan mudik, saya masih harus berantem dengan tugas yang menumpuk. Tapi ya sudahlah, akhirnya sekitar pukul 12 malam, saya pun ikut menyerah dan memutuskan untuk tidur.

Jam 2 dini hari, kami semua terbangun. Perjalanan terasa cepat, mungkin karena badan yang lelah dan tidur yang cukup pulas. Setelah 5 jam di kereta, akhirnya kami tiba di Stasiun Gombong sekitar pukul 03.00 WIB. Udara pagi terasa segar, berbeda jauh dari kepadatan dan hiruk-pikuk di Jakarta. Kami pun turun dari kereta, mencari warung terdekat untuk sahur sebelum menunggu waktu subuh di masjid.

Baca Juga :  Eksplor Kota Sejuta Pesona Asia di Mudik 2025

Setelah sholat subuh, keluarga ibu saya sudah siap menjemput. Rasanya lega akhirnya bisa sampai juga setelah perjalanan panjang. Meski badan agak pegal karena duduk lama di kereta, tapi tetap terasa nyaman karena nggak harus bermacet-macetan di jalan. Kami pun langsung pulang ke rumah keluarga, tidur nyenyak setelah seharian penuh perjalanan.

Jadi, gimana? Worth it nggak sih mudik naik kereta?

Kalau menurut saya, ini pilihan yang jauh lebih nyaman dibanding naik mobil pribadi. Gak perlu pusing sama macet, gak perlu keluar biaya tambahan untuk bensin, tol, atau istirahat di rest area. Yang ada, kita bisa lebih santai menikmati perjalanan.

Mudik itu bukan cuma soal perjalanan pulang ke kampung halaman, tapi juga momen penuh makna buat ketemu keluarga, nostalgia, dan ngerasain suasana Lebaran yang sesungguhnya 

Nah, itu  cerita perjalanan mudik saya bersama keluarga menggunakan kereta dari Stasiun Pasar Senen ke Stasiun Gombong dengan Kereta Mataram. Jujur, pengalaman ini jauh lebih nyaman dibandingkan harus berkendara sendiri melewati macet, bayar tol, isi bensin, atau bahkan kelelahan di rest area. Dengan naik kereta, perjalanan terasa lebih santai, tidak perlu khawatir terjebak kemacetan, dan yang paling penting, bisa sampai lebih cepat untuk menikmati waktu bersama keluarga di kampung sebelum Lebaran.

Buat kalian yang tahun ini masih mudik pakai kendaraan pribadi dan merasakan macetnya jalanan, mungkin tahun depan bisa coba mudik dengan kereta. Tapi kalau masih ada tiket tersisa tahun ini, buruan amankan deh.

Dan buat yang masih menjalankan puasa, tetap semangat ya! Lebaran tinggal tiga hari lagi, jangan sampai bolong kecuali kalau memang dalam perjalanan jauh (musafir), itu pun tetap harus diganti di lain waktu. Semoga perjalanan mudik kalian lancar, diberkahi, dan bisa berkumpul dengan keluarga dalam kebahagiaan di hari kemenangan nanti. Selamat mudik dan selamat menyambut Hari Raya Idulfitri.

Baca Juga :  Mudik Road Trip dari Bandung ke Samarinda

Berita Terkait

4 Tips Menghindari Pelecehan untuk Pelancong Solo Perempuan
6 Tempat Wisata Majalengka yang Keindahan Alamnya Bikin Healing
Liburan Seru ke Mojosemi Forest Park 2025 Dengan Wahananya yang Baru Cocok Untuk Libur Lebaran 2025
Bikin Libur Lebaran 2025 Jadi Instagramable,Kunjungi Wisata di Bandar Lampung ini,Masuknya 35 Ribu
6 Cara Mencegah Anak Mabuk Perjalanan Saat Mudik Lebaran
Hanya 1 Jam dari Bandar Lampung Menuju Pantai yang Jarang Orang Tahu,Bisa untuk Libur Lebaran 2025
14 Promo Tiket Masuk Tempat Wisata Selama Libur Lebaran 2025
5 Rekomendasi Hotel/Resort di Serang Banten untuk Staycation saat Libur Lebaran 2025

Berita Terkait

Sabtu, 29 Maret 2025 - 03:42 WIB

4 Tips Menghindari Pelecehan untuk Pelancong Solo Perempuan

Sabtu, 29 Maret 2025 - 02:26 WIB

6 Tempat Wisata Majalengka yang Keindahan Alamnya Bikin Healing

Sabtu, 29 Maret 2025 - 02:26 WIB

Liburan Seru ke Mojosemi Forest Park 2025 Dengan Wahananya yang Baru Cocok Untuk Libur Lebaran 2025

Sabtu, 29 Maret 2025 - 00:00 WIB

Bikin Libur Lebaran 2025 Jadi Instagramable,Kunjungi Wisata di Bandar Lampung ini,Masuknya 35 Ribu

Jumat, 28 Maret 2025 - 23:50 WIB

6 Cara Mencegah Anak Mabuk Perjalanan Saat Mudik Lebaran

Berita Terbaru

Berita

Video Of Father And Daughter In Kenya

Jumat, 11 Apr 2025 - 09:02 WIB

Mc Mirella E Dynho, Ini Latar Belakang Jadi Trending

Berita

Mc Mirella E Dynho, Ini Latar Belakang Jadi Trending

Jumat, 11 Apr 2025 - 09:02 WIB