JAKARTA, JABAR.RAGAMUTAMA.COM – Rekayasa lalu lintas seperti contraflow atau one way di jalan tol diberlakukan saat mudik.
Jadi, kendaraan dari Jakarta yang relatif ramai bisa menggunakan jalur berlawanan karena lebih sepi.
Biasanya, rekayasa lalu lintas tersebut dilakukan dalam kondisi tertentu, seperti volume kendaraan yang sudah terlalu banyak.
Sehingga, fungsinya adalah mengurai kemacetan di titik tertentu selama arus mudik.
Buat pengemudi yang melewati jalan tol, sebenarnya lebih aman lewat jalur normal atau contraflow?
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, mengatakan bahwa contraflow sebenarnya efektif untuk menghindari kemacetan, tapi ada tantangannya. “Pengemudi harus fokus, menjaga kecepatan, jaga jarak dengan kendaraan lain, dan selalu siap mengerem. Padahal kita tahu fokus pengemudi pasti terus menurun,” kata Sony kepada Kompas.com, Kamis (27/3/2025).
Sony menjelaskan, ketika mengemudi di lajur berlawanan, ada risiko pengemudi mengalami highway hypnosis.
Jadi, pengemudi seperti hilang kesadaran sebentar, tapi mobil masih berjalan, membahayakan orang lain.
“Jika kecepatan rendah mungkin enggak berefek. Tapi jika di atas 660 Kpj dan ditambah panorama monoton, pasti akan menimbulkan masalah,” kata Sony.
Sony menyarankan, jika mau masuk contraflow, pastikan mengetahui jarak panjang, tidak lebih dari destinasi.
Tapi jika memungkinkan, hindari contraflow demi kenyamanan.